Minggu, 16 Oktober 2011

Sayap sayang patah membuat kesalahan


Sayap sayap patah membuat kesalahan,
Sehingga menggemparkan negeri khayangan,
Para dewa dewi berterbangan,
Mencari cari sang sayap sayap patah,
Yang kini jadi buronan,

Sayap sayap patah di mungkin di panggil ke kerajaan,
Kerajaan negeri khayangan dirinya akan disidang,
Atas segala kesalahan dan perbuatan,
Yang ia harus pertanggung jawabkan,



Sang sayap sayap patah takut,
Dirinya menjadi kalut,
Tapi sang malaikat berada disisi,
Tetap setia menemani,
Apapun yang akan terjadi nanti,

Sang malaikat hati memberi kesejukan,
Membisikan kata kata kelembutan,
Berjanji akan menghadapi,
Segala sesuatu yang akan terjadi,

Diriku seperti karang yang dihantam gelombang,
Berdiri kokoh menghadapi cercahan,
Dengan malaikat hati yang selalu ada disisi,
Masalah sebesar apapun akan teratasi,
Dirnya tidak akan pergi,
Berjanji akan selalu ada disisi
Dari sisi sang sayap sayap patah,
Walaupun ia membuat masalah,

Rabu, 12 Oktober 2011

Permaisuri Mengkhianati


Permaisuri mengkhianati perasaan sang selir yang baik hati,
Ternyata sifatnya sama seperti pangeran Dinanti,
Walaupun ia sering disakiti,
Tetapi dia akhirnya kembali,
Padahal niat sang selir hanya ingin membantu,
Jalan permaisuri yang buntu,
Kini, sang selir hanya mendapat hinaan,
Dari pangeran dinanti yang rendahan,
Karena sang permaisuri telah merendahkan,
Mengadu domba atas segala kesalahan,
Nyatanya ia lebih rendah dan murahan,

Sang selir yang mulanya iba,
Kini amarahnya marah membara,
Sang permaisuri rupanya bermain rasa,
Atas segala raga dan upaya,
Rupa rupanya ia belum dewasa,
Musuh dalam selimut,
Adu domba yang begitu kalut,
Hingga akhirnya menghilang dibalik kabut,
Karena nyalinya lebih kecil dari semut,


Permaisuri dan pangeran dinanti,
Haruskah kuakhiri tulisanku ini?
Aku hanya selir yang dulu kalian sakiti,
Lalu mengapa kalian masih berada di dalam tulisanku ini?
Kalian harusnya pergi,
Bukan masih berada disini,
Akan kutinggalkan kenangan ini,
Biarkan semua masalah kalian tanggung sendiri,
Tuhan mengetahui siapa yang tersakiti,
Ada pembalasan atas segala kesalahan,
Tidak akan luput dari pengelihatan tuhan,
Aku akan pergi dari cerita ini,
Dan dari kehidupan hancur yang kalian beri,
Akan kulupakan seiring bayangan kelam,
Lalu hilang ditinggal kegelapan,

Kan kubangun istanaku sendiri,
Bersama pangeran hati,
Yang telah mengisi relung dan kekosongan hati,
Hati yang dulu pernah kalian sakiti,
Ingat perkataanku permaisuri dan pangeran dinanti,
TUHAN TAHU SIAPA YANG TERSAKITI,
ADA PEMBALASAN DALAM SETIAP TINDAKAN,
Dan suatu saat nanti,
Kalian akan merasakan rasanya dikhianati.

Minggu, 02 Oktober 2011

Permaisuri Mencari Cinta Sejati


Permaisuri memutuskan kembali,
Kepada pangeran dinanti untuk membalas kejahatan hati,
Berhasilkah ia?
Atau hanya akan membuat luka yang berkepanjangan?
Padahal cintanya suci,
Tidak pernah ingin menyakiti,
Tapi mengapa kini?
Sang permaisuri hati tergores luka dihati?

Pangeran Dinanti,
Akankah kau sadar atas perlakuanmu?
Pada sang permaisuri? Atau kah dulu pada sang selir tersakiti?
Permaisuri hanya ingin kebahagiaan,
Kebahagiaan atas cinta yang telah diberikan,
Tapi, apa yang kini ia dapatkan?
Luka hati yang berkepanjangan,

Diriku, sang selir itu,
Kini hanya bisa diam membisu,
Tanpa dapat membantu,
Sang permaisuri yang terjatuh,
Karena diriku telah melupakan semua itu,
Sang pangeran baru, telah datang mempersuntingku,
Untuk tinggal di kerajaannya,
Dan kini diriku telah bahagia bersamanya,
Karena diri ini menjadi satu - satunya,
Bukan lagi seorang selir,
Yang menjadi potongan hati sang pangeran yang menyakiti,


Permaisuri kini menanti cinta sejati..
Yang dengan tulus mencintai dan menyayangi,
Kapankah pangeran yang Dinanti itu datang?
Untuk memberikan kebahagiaan?
Kepada permaisuri yang menanti,
Hingga di ujung mimpi,

Senin, 26 September 2011

Sang permaisuri kini tersakiti


Sang permaisuri mencari sang selir yang dulu tersakiti,
Ada apakah gerangan sehingga ia kembali,
Mencari cari seseorang yang dulu ia benci,
Karena merebut hati sang pangeran Dinanti,
Yang kini sang pangeran berulah lagi,

Sang selir kini telah bahagia,
Menemukan pangeran dalam hidupnya,
Menjadi permaisuri dalam kerajaannya,
Kebahagiaan yang telah didapatkannya,

Tapi kini, ada apa dengan permaisuri ini?
Bukankah pangeran Dinanti telah berjanji,
Untuk setia pada satu hati?
Hati sang permaisuri
Yang kini ia mengingkari janji,
Dan mencari selir lagi,
Untuk yang kesekian lagi,

Sang permaisuri menjerit, hatinya sakit,
Pangeran Dinanti telah menyakiti,
Apalagi yang ia cari?
Berapa banyak wanita yang ia sakiti?
Berapa banyak hati yang ia lukai?


Permaisuri terpaku, diam membisu,
Cintanya terkhianati, untuk kesekian kali,
Cinta yang tulus, murni dan suci,
Kini berubah menjadi api,
Karena sifat pangeran Dinanti,
Yang selalu mengkhianati,
Cinta suci sang permaisuri hati,

Rabu, 21 September 2011

Malaikat hati selalu dinanti


Malaikat hati, penuntun nurani, petunjuk jati diri,
Taukah engkau?
Betapa diri ini begitu mencintai,
Dirimu sepenuh hati,
Tanpa takut tersakiti lagi,

Malaikat hati, selalu dihati, tidak pernah pergi,
Diriku menyadari,
Ku mencintai dari nurani hingga ke sanubari,
Hanya dirimu yang selalu ada di hati,
Untuk hari ini dan nanti,

Masih layakkah diriku disebut sayap sayap patah?
Sayap sayap patah? Diriku telah bahagia, entah..
Sesungguhnya diriku telah bermetamorfosa,
Sejak hari pertama diriku telah merasa,
Aku akan bahagia bersama malaikat hati, yang satu ini,
Yang selalu ada disini, tidak akan pernah pergi,
Meninggalkan diriku sendiri,


Malaikat berjanji,
Untuk selalu ada di sini,
Menemani diriku, sang sayap sayap patah,
Yang tidak akan pernah patah,
Dia akan selalu melindungi,
Jangan sampai diriku terjatuh dan tersakiti,

Selasa, 02 Agustus 2011

Pahlawan penakluk hati, maafkan ku yang telah menyakiti


Pahlawan penakluk hati,
Tidakkah dirimu mengetahui??
Diriku disini menderita,
Terbalut luka dan siksa,
Melihat dirimu yang terluka,
Oleh perbuatan bodohku yang serta merta,
Kepedihan merajalela,
Dalam hatiku yang kini merana,


Hati nuraniku, kenapa engkau diam membisu?
Kenapa engkau hanya terdiam, tertidur dalam pilu?
Menangis dalam angan, lalu berlalu begitu kelam,
Aku tahu kau kini engkau telah tenggelam,
Dalam sebuah penyesalan yang terdalam,

Disela sepiku merindukan hari indah bersamamu,
Disela keheningan sepi, tiba – tiba sesuatu menusuk nurani,
Sebuah penyesalan merajai diri,
Penyesalan yang begitu dalam,
Atas semuanya yang telah ku lakukan,
Harusnya tidak begini,
Hingga semua itu merajai diri,

Senin, 01 Agustus 2011

sayap sayap patah menyakiti hati


Sayap sayap patah, kenapa kau kembali rapuh??
Disaat semuanya telah kau reguh, mengapa kini engkau terjatuh??
Bukankah engkau telah mendapati diri,
bersama sang malaikat hati??
Yang telah kau cintai sepenuhi hati,
Tapi lantas, kanapa kau sakiti??
Sayap sayap patah, apa yang telah kau lakukan??
Mengapa kau merobek hati,
Sang malaikat yang sepenuhnya mencintai,
Dirimu yang jatuh dan dulu tersakiti,
Tapi kini, apa yang engkau beri??

Sayap sayap patah, ada apa denganmu??
Tidakkah kau tahu sang malaikat sangat menyayangi dirimu??
Menyesalkah engkau sayap sayap patah??
Apa yang bisa dilakukan kini??
Akankah semuanya akan kembali??
Seperti saat kau menempelkan dirimu pada sang malaikat hati,
Yang membawamu mengelilingi mentari,
Hingga dirimu kembali berseri,
Tanpa takut kehilangan pembimbing jati diri,


Oh malaikat hati, maafkan diriku yang telah menyakiti,
Aku hanyalah sayap sayap patah yang tidak pernah mengerti,
Akan arti disayangi dan dicintai,
Sampai kutemukan dirimu sang pembimbing jati diri,
Maafkan diri ini,
Apapun akan kulakukan agar semua dapat kembali,
kembali seperti dulu lagi,
Saat diriku memilih malaikat yang akan kusinggahi,
Yaitu dirimu sang malaikat hati,

Selasa, 19 Juli 2011

Petualangan Sang Angan


Anganku kembali berlari menyusuri diantara jiwa jiwa yang sepi,
Merasuk ke dalam sanubari,
hingga akhirnya berenti di pikiran sunyi,
Adakah yang akan mengisi?
Anganku kembali berlari di antara dataran hati,
Tersenyum kecut melihat sang nurani,
Dalamnya hati, tidak ada seorangpun yang mengetahui,
Ketika hati itu tersakiti, adakah yang menyadari?
akankah dapat kembali ceria seperti dulu lagi?
Tetapi jauh di dalam sanubari, akankah luka itu dapat tertutupi?
Anganku berlari menyusuri kepingan hati,
Yang dulu rapuh lalu tersakiti,
Hingga akhirnya menjadi sebuah kepingan,
Yang tidak dapat menyatu kembali,
Kecuali ia dapat kembali,
Kemasa lalu saat dirinya mengejar mimpi,
Sebelum akhirnya ia jatuh lalu rapuh,
Dan pecah menjadi sebuah potongan kacil,
Yang tidak seorangpun dapat menyusunnya kembali,
Anganku kembali berlari, tidak akan berhenti,
Sampai semuanya dapat kembali,
Seperti dulu lagi,

Kamis, 23 Juni 2011

Kasih SayangNya


Tidakkah engkau mengetahui?
Ketika semuanya telah pergi,
Sang Maha pengasih masih disini,
Selalu menemani,
Walaupun sesungguhnya dirimu tidak pernah menyadari,


Ketika engkau rapuh,
Ketika engkau terjatuh,
Ketika semuanya berubah,
Dan masalahmu seakan pecah,
Lalu kemanakah kita berlari?
Disaat semua telah pergi,
Adakah yang akan menemani??

Ketika hari hari dirasa sulit,
Ketika semua masalah terasa melilit,
Tidakkah kau menyadari?
Sesungguhnya Ia lebih dekat dari pada urat nadi,

Apa yang kita nanti?
Pertolongan apa yang kita ingini?
Pundak siapa yang bisa kita tangisi?
Ketika semuanya pergi,
Barulah dirimu merasa sendiri,
Tetapi, Ia selalu menemani,
Mengapa engkau tidak mengerti?
BantuanNya lah yang paling dinanti
Berdoalah kepadaNya,
Semua berubah dengan kuasaNya,
Bersujudlah kepadaNya,
Hanyalah Ia pemilik segala,
Hanya Ia yang akan melindungi,
Dari segala persoalan yang dihadapi,

Minggu, 22 Mei 2011

Pahlawan Penakluk Hati

Kubisikan pada angin yang semilir melewati diri,
Mengalun lembut di nurani, mengusap pipi,
Kata kata lembut yang keluar dari hati,
Hanya untuk engkau, oh pahlawan penakluk hati,
Tidakkah dirimu disana mengetahui,
Kau telah buat diriku terjatuh dalam sejuta mimpi,
Terpeleset dalam angan suci,
Hanya bersamamu sang penakluk hati ini,


Pahlawan penakluk hati,
Seberapa besarkah pengorbananmu untuk diri ini?
Mengapa engkau begitu mencintai?
Diri ini yang begitu rapuh dan ingin dilindungi,
Hanya engkau yang mengerti,
Bagaimana diri ini ingin dimiliki,
Oleh seseorang pelindung hati,
Yang tidak akan mungkin menyakiti hati,
Hanya pahlawan hati,
Yang tidak akan pernah mati,
Dalam angan serta pikiran,
Dalam diri ini yang dulu begitu kesepian,

Rabu, 18 Mei 2011

Kenangan Masa Lalu


Ketika masa lalu muncul dalam benak,
Sehingga tidak satupun yang dapat menolak,
Kenangan itu menari nari dalam nurani,
Lalu diam diam menusuk hati,
Sehingga luka robek yang telah tertutupi,
Kini terbuka kembali,


Apa yang harus dilakukan?
Ketika semuanya telah berjalan,
Kenangan buruk itu hilang, Terbang melayang,
Dan berjalan menuju kegelapan,
Sehingga terbuang dan terlupakan,

Tetapi, kenangan buruk itu muncul kembali,
Tiba tiba berbisik di dalam sanubari,
Melintas terbang, didalam angan,
Diam menatap, tersenyum senang,
Kenapa kau kembali? Saat semuanya telah terobati?

Tidak puaskah dirimu menyakiti hatiku?
Disaat semuanya telah lalu,
Dan telah kukubur semua itu,
Dirimu kembali, diam menyimpan sejuta misteri,
Lalu hadir lagi kedalam mimpi,
Sehingga sulit untuk melupakan,
Torehan luka yang kau simpan,
Didalam diriku yang terbuang,

Minggu, 08 Mei 2011

Pangeran Dinanti dalam mimpi


Pangeran dinanti selalu hadir didalam mimpi
Sebenarnya apa yang kau miliki?
Sehingga terus hadir dalam mimpi sang selir yang dulu ia sakiti
Sang selir perlahan melupakan
Semua kenangan yang pernah ia jalankan
Bersama pangeran dinanti
Yang dulu selalu ia nanti


Sang selir tersakiti mencari kebahagiaan
Bersama pangeran yang ini ia akan berjalan
Menjadikan sang selir satu satunya
Sehingga ia menjadi permaisuri dihatinya

Sang selir kini bahagia
Tidak ada lagi senyum penderitaan
Senyum yang sembunyi di balik mimpi
Senyum yang menggerogoti hati
Senyum yang menusuk nurani
Kini seolah telah mati

Inilah cinta yang ia cari
Cinta yang tidak pernah menyakiti
Cinta yang suci
Dari sang pangeran mimpi
Yang dari dulu bersembunyi
Kini hadir dihadapan hati
Hingga sang selir tersenyum kembali

Jumat, 29 April 2011

Enternal Love


Love, a word that melodious, but drifted miserably,
Love, a beautiful word, but save a million restless,
Love, a sweet word, but make some hurt,
Love, a word stored in the soul, but brings heartless,

Love, when its touched your heart most deeply,
Makes you weak and not helpless,
By seduction and beauty of love,
As if you drown,
Trapped in a waver,
Between fantasy and reality,

Love, when it go away,
It seems you'll die,
Powerless to face the day,
Feel yourself become meaningless,

Love, something that is transitory,
Like a mirage of water,
Who settled in temporary,
Then go, leave the wound,
With a gaping tear,

Human love can make the grief,
But the most precious love of your God,
You will never be disappointed,
When you love your God with all of your life,

The love will never die,
The love will never hurt,
The love will always be eternal,
And, The love of the most anticipated,


Why are you still waiting for love with a mortal?
Though there is love so real,
Is that what we are looking for?
Though it is so close inside our self,
Inherent in the chest,
And closer than in intravenously,
The love will always be waiting,
For people who understand,
Will be eternity in days later.

Selasa, 19 April 2011

Singgahnya sang Sayap Sayap Patah


Sayap sayap patah telah menentukan hati,
Malaikat yang ini yang akan ia singgahi,
Yang telah lama menanti,
Sang sayap sayap patah yang dulu tersakiti,
Agar bisa kembali,
Ceria seperti dulu lagi,


Cinta sang malaikat inikah yang sayap sayap patah rasakan kini?
Walaupun sesungguhnya,
Sang sayap sayap patah telah menyakiti hati,
Dengan pilihannya yang satu ini,
Kepada malaikat lain yang menanti,
Hingga sang sayap sayap patah menentukan pilihan,
Kepada malaikat yang ini lah ia akan berjalan.

Akankah sayap sayap patah kembali cemerlang?
Saat ia memutuskan menancapkan dirinya di punggung malaikat yang gemilang?
Perlahan tapi pasti, sang sayap sayap patah belajar mencintai,
Sang malaikat hati yang kini ia singgahi,
Walaupun belum sepenuh hati,
Karena ia takut suatu saat akan jatuh lagi,
Tersakiti dan terkhianati,
Oleh sang malaikat hati,

Senin, 18 April 2011

Sayap sayap patah menyimpan hati

Sang sayap sayap menyimpan hati,
Kepada sang malaikat yang dinanti,
Yang selalu setia menanti,
Yang dulu tidak pernah di tanggapi,
Oleh sang sayap sayap patah yang tersakiti,


Apakah sang sayap sayap patah telah jatuh cinta?
Kepada sang malaikat yang selalu setia?
Sayap sayap patah bingung,
Perasaan apa yang ia rasakan kini,

Masih ragukah ia?
Merebahkan dirinya pada sang malaikat,
Yang siap membawanya di pungggungnya yang mengkilat,
Yang akan mengikat,
Sampai sayap sayap patah terpikat,
Oleh sang malaikat hati yang mungkin telah lama menanti,
Diujung mimpi..

Rabu, 13 April 2011

Misteri Isi Hati

Ketika angan mulai berjalan menuju perasaan, berlari kecil menyusuri kepingan hati, yang hancur lebur di terpa ombak yang terkhianati, dan tidak tahu bagaimana cara menyusunnya kembali.

Hati itu yang dulu utuh, kini rapuh. Yang dulu ceria, kini menderita, diterpa gelombang tsunami benci yang tidak tahu cara dibentuknya kembali.


Sampai kapankah hati ini akan hacur? Apakah kepingannya akan terus menghilang? Lalu hilang di tiup angin penderitaan? Tanpa ada lagi yang dapat menemukan? dan tidak ada yang peduli, padahal ia menyimpan banyak mimpi mimpi.

Isi hati memang suatu misteri, rahasia yang terus menggerogoti nurani, bila ia terus disimpan dalam hati, maka akan terus menggerogoti sampai hancur menjadi kepingan, dan hilang bagai debu yang terbuang,

Sayap sayap patah menentukan hati


Sayap sayap patah menentukan hati,
Malaikat yang manakah yang akan ia singgahi,
Tetapi ia masih ragu,
Malaikat tetap setia menunggu,


Sayap sayap patah mulai mendekati,
Salah satu dari malaikat yang menanti,
Diam diam menyelidiki,
Dan akhirnya sang sayap sayap patah mengetahui,
Sifat asli sang malaikat hati,

Bukan malaikat ini yang ia inginkan,
Mungkin malaikat lainnya yang menginginkan,
sayap sayap patah terasa terkekang,
Dengan malaikat yang merajam,
Terus menerus memaksa,
Hingga sayap sayap patah tersiksa,

Sang sayap sayap tetap mencari,
Bukan malaikat ini yang ia ingini,
Mungkin malaikat yang lain,
Yang lebih mengerti keadaan hati,
Sang sayap sayap patah,
Yang tidak kunjung merebah,

Jumat, 08 April 2011

Isi Hati Pangeran Dinanti


Sang selir akhirnya mengetahui,
Apakah sebenarnya isi hati sang pangeran dinanti,
Penyesalankah yang ia rasakan kini?
Karena telah menyakiti sang selir hati?
Yang dulu selalu ia puji,
Karena kelebihan kelebihan yang dimiliki,


Sang pangeran hanya ingin bersahaja,
Berbiasa dan berbicara,
Dengan selir hati yang dulu ia cintai,
Sekaligus yang dulu ia sakiti,
Bukan diam menatap,
Memandang penuh ratap,
Setiap sang selir berjalan merapat,

Sang selir akhirnya mengetahui,
Saat ia dulu disakiti,
Pangeran dinanti sangat menyesali,
Karena bukan ini yang ia inginkan,
Ia hanya ingin kebahagiaan,
Karena kesepian,
Menanti sang permaisuri yang jauh dari hati,
Walaupun sesungguhnya sang permaisuri menanti,

Sang pangeran hanya ingin dimaafkan,
Atas segala kesalahan yang pernah dilakukan,
Kepada sang selir tersakiti,
yang diam diam masih menyimpan memori,
kepada sang pangeran dinanti,
Kenangan indah yang dulu mereka lewati..

Jumat, 01 April 2011

Why didn't you go? Why Still here?? (Mengapa tidak pergi? mengapa masih disini? English Version)


The Prince who made wound in my heart, why are you always there?
I’ve buried deep the past memory.
But why it always approach me?
I closed the piece in my past.
But why it always pictured my life?

Prince who spreader thorn in my dreams.
Why you always bother me?
You Should go away,
Along with the dreams and promises.
Who had spoken in the sweetness of the sacred word.
Has now turned into thorns.

Prince who hidden behind a dream.
Can you leave my empty fantasy?
In my minds and my hearts.
In me who feels lonely.

Why did you dispersive your love, if ultimately only make a sorrow?
Why did you give love, if ultimately only hurt?
Why do you love me, if ultimately only betrayed me?
And why do you always attending in my days?
I want it all gone, eaten by the time.
Until I find my new prince that fill my soul.

Kamis, 31 Maret 2011

Sang Malaikat Kini Kembali


Sang malaikat yang dulu sempat pergi kini kembali,
Diam diam kembali mendekati,
Sang sayap sayap patah yang masih sendiri,
Tanpa pernah ada maksud tersembunyi,
Karena harapannya sungguh suci,
Hanya ingin memiliki,
Tanpa pernah menyakiti,
Sang sayap sayap patah yang indah,
Agar bisa kembali merekah,

Malaikat lain menghampiri,
Sayap sayap patah masih sendiri,
Dua malaikat sekarang menanti,
Apakah yang sayap sayap patah cari?
Masihkah ia menanti,
Sang malaikat sesungguhnya yang tidak pasti?
Yang masih ada di ambang mimpi?
Yang tidak pernah pasti,
Ataupun tidak pernah muncul di alam duniawi?
Dan selamanya hanya ada di dalam bayangan,
Sang sayap sayap patah yang bimbang,


Sayap sayap patah takut untuk membuka hati,
Pada para malaikat yang sedang mendekati,
Apakah yang sebenarnya ia takuti?
Apakah itu jatuh dan tersakiti?
Hingga tak percaya akan cinta lagi?

Minggu, 27 Maret 2011

Malaikat Berhenti Menanti


Sayap sayap patah masih sendiri,
Ketika sang malaikat sudah berhenti menanti,
Menanti sang sayap patah,
Yang tak kunjung merebah,
Hingga sang malaikat akhirnya menyerah,
Berlari pasrah,
Karena sang sayap sayap patah,

Kemana larinya sang malaikat?
Apakah mencari sayap yang mengkilat?
Yang akan ia ikat,
Di punggungnya yang memikat?


Penyesalankah yang sayap sayap patah rasakan?
Ketika datang kepadanya sebuah kepastian,
Sang sayap sayap patah masih mencari,
Seseorang yang tepat untuk disinggahi,
Walaupun ia masih di ambang mimpi,

Rabu, 16 Maret 2011

Mimpi Sang Selir Hati


Pangeran cinta pembawa luka,
Pangeran hati yang selalu menyakiti,
Pangeran tampan pembawa umpan,
Yang berupa kasih sayang dan kehangatan,
Lalu menghilang meninggalkan penderitaan,

Pageran dinanti yang selalu dihati,
Yang pernah singgah dan menyakiti,
Kenapa kau kini hadir lagi?
Didalam mimpi sang selir hati,
Hingga kini masih menghantui,

Lalu, kenapa kau selalu mewarnai,
Dalam setiap mimpi sang selir tersakiti?
Telah lama sang selir melupakan dirimu,
Tetapi bayangmu selalu ada bagaikan hantu,


Apakah ini balasan untuk sang selir cinta?
Yang tidak bisa memaafkanmu sampai akhir dunia?
Karena sakit yang kini ia derita,
Hingga belum tertutup luka dijiwa,
Karena torehan cinta sementara sang pangeran cinta,
Hingga kini terus merana,

Tidak pernah diriku mencintaimu,
Walaupun kau pernah memilihku,
Biarkan dirimu menjadi hantu,
Dalam hidupku yang penuh debu,
Mungkin semua ini azabku,
Karena tidak bisa memaafkanmu,

Minggu, 13 Maret 2011

Keraguan sayap sayap patah


Sang sayap sayap patah masih ragu.
Sang malaikat tetap menunggu,
Sang sayap sayap patah mencari hati,
Sang malaikat tetap setia menanti,

Datanglah malaikat lain kepadanya,
Menawarkan punggung nan indah pada dirinya,
Yang siap membimbingnya,
Apabila sang sayap sayap patah menempelkan dirinya,
Di punggung sang malaikat nan indah dan mewah,

Sayap sayap patah kebingungan,
Mengapa dirinya begitu di perebutkan?
Keindahankah yang dimilikinya?
Ataukah sang malaikat hanya mengambilnya untuk di permainkan?
Hingga di akhir nanti, sang sayap sayap patah merasa jatuh dan terbuang?

Derita yang kini ia rasakan,
Bukan ini yang ia inginkan,
Ia hanya ingin kebahagiaan,
Ketika ia mulai merasakan kebebasan,

Jumat, 11 Maret 2011

Nada Kesepian


Seruling bergetar, memainkan nada nada kesepian,
mengalun merdu menusuk kalbu, lalu tenggelam dalam kesunyian,
Hinggap dalam diri yang sepi,
Berlari-lari masuk ke alam mimpi,
Dan menjanjikan surgawi,
Bagi siapapun yang mengikuti,

Sang nada menghipnotis,
Bagi hati hati yang terkikis,
Oleh sucinya cinta yang berujung duka,
Oleh indahnya duka yang membawa lara,

Kemanakah berakhirnya sang nada?
Apakah ia akan terus ada?
Menemani hati yang terluka,
Dan membawanya ke ambang duka,

Minggu, 20 Februari 2011

Malaikat menanti untuk disinggahi


Sayap sayap patah menikmati kebebasannya,
Menari, melayang, bebas dan terbang, Sendiri lalu menyepi,
Di angkasa nan luas, mengelilingi galaksi,
Tanpa takut terjatuh walalupun tanpa sang pembimbing nurani,

Ketika datang kepadanya sang malaikat hati,
Yang siap untuk disinggahi,
Dari dulu ia menanti,
Sebelum sang sayap sayap patah jatuh dan tersakiti,
Ia setia menanti untuk dihampiri,

Lalu apa yang sayap sayap patah cari?
Ketika sebuah kepastian menghampiri,
Sang sayap sayap patah masih sendiri,
Kesempurnaankah yang ia cari?

Sayap sayap patah ragu, Sang malaikat tetap menunggu,
Sayap sayap patah mencari, padahal sang malaikat tetap disini,
Punggung malaikat inikah yang akan ia singgahi?
Yang akan membawanya melewati dimensi,
Membimbingnya mengelilingi hari,
Dan membantunya melupakan apa yang telah terjadi,
Sehingga sayap sayap patah kembali berseri,

Tetapi, sayap sayap patah masih ragu,
Akankah malaikat setia mengunggu?

Senin, 31 Januari 2011

Sayap patah nan indah




Sayap patah yang dulu terbuang, kini berkembang, mengepakan sayapnya, terbang bersama mentari, dan menggapai mimpi-mimpi. Walaupun hingga kini, ia belum juga mendapatkan sang malaikat hati untuk ia singgahi.

Cahayanya mulai berbinar, menerangi orang-orang dengan sinar, mencoba bangkit dari keterpurukan, dan menguburkan angan-angan sepi yang dulu sempat ia hinggapi. Mencoba merangkaikan mimpi-mimpi indah yang dulu  terlintas tetapi sempat lepas. Terbangun dari angan-angan hampa dan ia mulai berjalan menuju hamparan nyata.

Kepakan terus dirimu sang sayap patah, tidak pernah dirimu menyadari, betapa mulia dan agungnya engkau, biarkan kenangan masa lalu kelam itu menjadi suatu pelajaran, karena semua akan mendapat ganjaran atas apa yang telah mereka lakukan.

Rabu, 26 Januari 2011

Suara Jiwa Sang Selir Hati




Sang pangeran sepi berjalan melewati mimpi, mencari sesuatu yang dinanti, seseorang yang pas dihati. Bukankah ia telah berjanji? kepada sang permaisuri, untuk tidak lagi mencari selir hati. Kesepiankah dirinya? Ataukah hanya ingin mengulang yang pernah ia lakukan? Bukankah telah berjanji ia akan perubahan? Untuk mengabdi pada satu cinta. Kepada cinta sang permaisuri, cinta abadi, yang tidak pernah akan mati.

Berjalan kaki, bertelanjang kaki. Sang pangeran hati mencari sang selir wangi, mengelilingi hari, berputar kesana-kemari. Lupakah ia akan diriku? Seseorang yang pernah ia sakiti. Dan kini, ia mencari seseorang yang akan disakiti, untuk yang kesekian kali.

Haruskah kuceritakan aib sang pangeran kepada orang-orang? Karena diriku hanyalah seorang selir yang terbuang, bagaikan batu dijalan, yang ditendang oleh orang-orang. Pernah kurasakan cinta sang pangeran, cinta yang yang membawaku ke gerbang kehancuran, cinta yang sesaat, tetapi meninggalkan duka yang berkepanjangan.


Kamis, 13 Januari 2011

Mengapa kau masih disini, Mengapa tidak pergi??




Pangeran pembuat lukaku, kenapa engkau ada selalu?
Telah kukubur dalam-dalam kenangan itu.
Tetapi mengapa terus menghampiri diriku?
Kututup lembaran dimasa lalu.
Tetapi mengapa terbayang selalu?

Pangeran penebar duri dalam bunga tidurku.
Mengapa terus mengganggu?
Tidakkah seharusnya kau pergi.
Bersama mimpi-mimpi dan janji-janji.
Yang pernah terucap dalam manisnya kata suci.
Kini telah berubah menjadi duri.

Pangeran tersembunyi dibalik mimpi.
Bisakah kau tinggalkan angan-angan sunyi.
Dalam pikiran serta hati.
Dalam diriku yang merasa sepi.

Mengapa kau tebar cinta, bila akhirnya hanya membuat lara?
Mengapa kau berikan cinta, bila akhirnya hanya luka?
Mengapa kau cintai diriku, bila akhirnya hanya menghianatiku?
Dan mengapa kau selalu hadir dalam hari-hariku?
Aku ingin semuanya berlalu, Termakan oleh gulirnya waktu.
Sampai kutemukan pangeran jiwaku yang baru.

Selasa, 11 Januari 2011

Kisah pipit dan bibit





Anak burung pipit terbang menari, mangepakan sayapnya jauh dan pergi, kelangit nan sepi.
Tak ada teman, tak ada kawan , terbang tinggi sendiri, tak ada yang menemani.
Menepi dalam atap, tidak ada yang menatap.
Berharap menemukan panutan, yang membimbingnya terbang melayang.
Matanya dengan jeli, menari-nari, tetap mencari sang penuntun jati diri.

Hatinya tersentuh, melihat sang bibit yang rapuh.
Dihampirinya sang bibit itu, yang diam penuh bisu.
 Ia memimpikan tanah yang lapang, agar dapat berbiak dan berkembang.
Bukan terdiam dalam atap, menunggu hancur dan menghilang.

Sang burung pipit lalu membawa sang bibit pergi.
Berputar mengelilingi matahari, melewati dimensi hari.
Mencari tanah lapang agar bibit dapat berkembang.

Burung pipit tidak lagi merasa kesepian.
Karena sang bibit terbang menemani sang pipit melayang.
Pipit bercerita tentang kehidupan, dan berbagai  keindahan alam.

Bibit mulai rapuh dan  terjatuh, Ditanahlah seharusnya ia tumbuh.
Bukan diawan, terbang menghilang bersama sang kawan.
Bibit menghilang, terbang dibawa sang angin petang.
Sang pipit ketakutan, karena sang bibit menghilang.

Sang pipit terus mencari sang bibit.
Ia ketakutan, karena tidak akan memiliki teman.
Tidak terasa, dua tahun sudah sang pipit mencari.
Tetapi sang bibit tetap hilang ditelan duniawi.

Sang pipit lelah, hingga sayapnya merebah.
Lalu ia duduk diranting pohon yang gagah.
Sang pohon bertanya kapadanya.
“Pipit, kau kah itu?”
Sang pipit ketakutan, sehingga diam bungkam.

“Ini aku pipit.” Kata sang bibit.
Tidak ingatkah kau, akan diriku yang kau bawa pergi.
Sang pipit diam, tetap bungkam.
“Diriku adalah seorang bibit, yang kau ajak menari di udara bersama.”

“Bibit ku adalah bibit yang rapuh dan terjatuh.”
“Akulah bibit itu, sekarang aku berkembang dan menjadi pohon yang rindang.”
Ditanah lapang, ia berkembang.
Menjadi sebuah pohon yang gagah.
Tiada lemah, rapuh, dan terbuang.

Sang pipit senang bukan kepalang.
Menemukan sang bibit yang terbuang.
Berubah menjadi sebuah pohon.
Gagah, tegak, tiada memohon.
Untuk diajak berkelana menari diudara.

Sang pipit memutuskan, membuat sarang.
Sang pohon tidak keberatan.
Bersama sang pohon ia hidup bersama.
Tertawa bahagia.
Pipit tidak perlu lagi berkelana.
Diranting pohonlah rumahnya sekarang berada.

Gerbang Sepi



Tersesat jiwaku dalam kegundahan, yang menuntunku menuju istana kegelapan, tanpa cahaya mentari, terjauh dari keindahan surgawi. Rantai rantai yang haus akan kebahagiaan begitu kuat, mengikat serta menyakiti jemari jemari cahaya hati, sehingga terluka dan tergores oleh kerasnya besi besi yang terkhianati..

Tertuntun aku menyusuri, berjalan melewati jurang tak bertepi, jurang jurang kesakitan, yang didalamnya terdapat api kesengsaraan, yang siap siap menerkam  jiwa jiwa yang melayang, yang terbang melewati jembatan kegelapan, jiwa itu begitu hampa, terbang seringan awan, seputih kapas dan sekaku kayu. Sehingga api api itu dengan mudah menerkam serta merampas kebebasan sang jiwa jiwa yang berterbangan..

Sampailah diriku di depan gerbang istana kegelapan, tanpa sang tentara, yang menjaga jiwa jiwa yang hampa. Tidak pernah kuduga apa yang terdapat didalamnya. Selangkah demi selangkah diriku mendekati sang gerbang yang ternanti, perangkap rasa sepi, dengan seribu pertanyaan dihati, apakah aku dapat kembali??

Kususuri setapak demi setapak jalan berduri, yang disisi nya terdapat bunga mawar merah berseri, tanpa kusadari diriku telah menepi dalam suasana sedih tak bertepi, adakah sang malaikat hati yang akan menyelamatkan diriku ini?? Yang terperangkap dalam gerbang sunyi, menunggu seseorang yang akan bertepi, menanti, digerbang sepi..


Rabu, 05 Januari 2011

Mozaik Hidupku




Mozaik hidupku berpisah antara satu dengan yang lainnya. Melayang, terbang dan menghilang. Menunggu untuk ditemukan antara satu pasang dengan pasangan lainnya. Seperti sebuah puzzel, yang menanti untuk diselesaikan, sehingga kelak menjadi suatu rangkaian yang menakjubkan..

Kutemukan separuh mozaik hidupku, mereka bersatu, merangkai sesuatu, yang tidak pernah aku tahu, apa maksud dari semua itu..  rankaian satu antara yang lainnya begitu indah, sehingga menjadi warna dalam hidupku, dan menjadi suatu pelajaran dalam jiwaku. Beberapa mozaik itu retak, tetapi kucoba memperbaikinya agar tidak rusak. Karena setiap kesalahan yang pernah kulakukan, akan kuperbaiki dimasa yang akan datang..

Akan kucari potongan-potongan dari semua mozaik hidupku itu, yang telah menjadi takdirku, dimanapun mereka berada, suatu saat kelak, mereka akan bersatu, padu, menyusun suatu makna, akan arti dibalik hidupku. Nanti, saat semua mozaik hidupku bersatu, kan kuceritakan kepada anak cucuku, betapa sulitnya mencari potongan-potongan mozaik itu..

Mozaik hidupku, tunggu aku, akan kutemukan dirimu, akan kubentuk potongan-potongan kecil darimu menjadi sebuah bagian hidupku, tunggu aku..



Sabtu, 01 Januari 2011

Melodi Hidupku



Melodi hidupku mengalun sepi bagai sebuah mimpi, menari nari dijagat galaksi. Nada nada nya berkumpul menjadi sebuah misteri, hanya tuhan yang mengerti, sampai kapan nada nada tersebut akan berhenti..

Suara - suara indah berbunyi, menghiasi setiap nada nada kehidupan yang kian berlari, mengitari waktu, berputar melewati hari, dan mengelilingi dimensi. Sepanjang desahan napas yang dihembuskan, menjadi sebuah doa dan harapan, akan suatu bekal, dalam menghadapi tantangan di masa depan..

Melodi dalam hidupku tidak akan terhenti, sampai mimpi mimpi yang kudapati, dapat diwujuti. Diriku akan menyelami kerasnya alunan duniawi, walaupun suaranya lembut bagaikan nyanyian surgawi, tapi sewaktu waktu dapat berubah menjadi kesunyian abadi..

Akan kususun nada nada kesunyian menjadi sebuah nada pengharapan, akan kebahagiaan yang kan datang, yang akan menjelang dimasa depan. Mereka akan berkumpul, menyanyikan sebuah lagu akan kesenangan dan kebahagiaan, yang tidak akan pernah mati dimakan zaman..

Kehidupan Manusia bagaikan sebuah melodi yang mengalun begitu indah dan memukau, tertoreh dalam garis tangan, senandung karya tuhan yang begitu mengagumkan..