Rabu, 12 Oktober 2011

Permaisuri Mengkhianati


Permaisuri mengkhianati perasaan sang selir yang baik hati,
Ternyata sifatnya sama seperti pangeran Dinanti,
Walaupun ia sering disakiti,
Tetapi dia akhirnya kembali,
Padahal niat sang selir hanya ingin membantu,
Jalan permaisuri yang buntu,
Kini, sang selir hanya mendapat hinaan,
Dari pangeran dinanti yang rendahan,
Karena sang permaisuri telah merendahkan,
Mengadu domba atas segala kesalahan,
Nyatanya ia lebih rendah dan murahan,

Sang selir yang mulanya iba,
Kini amarahnya marah membara,
Sang permaisuri rupanya bermain rasa,
Atas segala raga dan upaya,
Rupa rupanya ia belum dewasa,
Musuh dalam selimut,
Adu domba yang begitu kalut,
Hingga akhirnya menghilang dibalik kabut,
Karena nyalinya lebih kecil dari semut,


Permaisuri dan pangeran dinanti,
Haruskah kuakhiri tulisanku ini?
Aku hanya selir yang dulu kalian sakiti,
Lalu mengapa kalian masih berada di dalam tulisanku ini?
Kalian harusnya pergi,
Bukan masih berada disini,
Akan kutinggalkan kenangan ini,
Biarkan semua masalah kalian tanggung sendiri,
Tuhan mengetahui siapa yang tersakiti,
Ada pembalasan atas segala kesalahan,
Tidak akan luput dari pengelihatan tuhan,
Aku akan pergi dari cerita ini,
Dan dari kehidupan hancur yang kalian beri,
Akan kulupakan seiring bayangan kelam,
Lalu hilang ditinggal kegelapan,

Kan kubangun istanaku sendiri,
Bersama pangeran hati,
Yang telah mengisi relung dan kekosongan hati,
Hati yang dulu pernah kalian sakiti,
Ingat perkataanku permaisuri dan pangeran dinanti,
TUHAN TAHU SIAPA YANG TERSAKITI,
ADA PEMBALASAN DALAM SETIAP TINDAKAN,
Dan suatu saat nanti,
Kalian akan merasakan rasanya dikhianati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar