Selasa, 11 Januari 2011

Gerbang Sepi



Tersesat jiwaku dalam kegundahan, yang menuntunku menuju istana kegelapan, tanpa cahaya mentari, terjauh dari keindahan surgawi. Rantai rantai yang haus akan kebahagiaan begitu kuat, mengikat serta menyakiti jemari jemari cahaya hati, sehingga terluka dan tergores oleh kerasnya besi besi yang terkhianati..

Tertuntun aku menyusuri, berjalan melewati jurang tak bertepi, jurang jurang kesakitan, yang didalamnya terdapat api kesengsaraan, yang siap siap menerkam  jiwa jiwa yang melayang, yang terbang melewati jembatan kegelapan, jiwa itu begitu hampa, terbang seringan awan, seputih kapas dan sekaku kayu. Sehingga api api itu dengan mudah menerkam serta merampas kebebasan sang jiwa jiwa yang berterbangan..

Sampailah diriku di depan gerbang istana kegelapan, tanpa sang tentara, yang menjaga jiwa jiwa yang hampa. Tidak pernah kuduga apa yang terdapat didalamnya. Selangkah demi selangkah diriku mendekati sang gerbang yang ternanti, perangkap rasa sepi, dengan seribu pertanyaan dihati, apakah aku dapat kembali??

Kususuri setapak demi setapak jalan berduri, yang disisi nya terdapat bunga mawar merah berseri, tanpa kusadari diriku telah menepi dalam suasana sedih tak bertepi, adakah sang malaikat hati yang akan menyelamatkan diriku ini?? Yang terperangkap dalam gerbang sunyi, menunggu seseorang yang akan bertepi, menanti, digerbang sepi..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar