Senin, 26 September 2011

Sang permaisuri kini tersakiti


Sang permaisuri mencari sang selir yang dulu tersakiti,
Ada apakah gerangan sehingga ia kembali,
Mencari cari seseorang yang dulu ia benci,
Karena merebut hati sang pangeran Dinanti,
Yang kini sang pangeran berulah lagi,

Sang selir kini telah bahagia,
Menemukan pangeran dalam hidupnya,
Menjadi permaisuri dalam kerajaannya,
Kebahagiaan yang telah didapatkannya,

Tapi kini, ada apa dengan permaisuri ini?
Bukankah pangeran Dinanti telah berjanji,
Untuk setia pada satu hati?
Hati sang permaisuri
Yang kini ia mengingkari janji,
Dan mencari selir lagi,
Untuk yang kesekian lagi,

Sang permaisuri menjerit, hatinya sakit,
Pangeran Dinanti telah menyakiti,
Apalagi yang ia cari?
Berapa banyak wanita yang ia sakiti?
Berapa banyak hati yang ia lukai?


Permaisuri terpaku, diam membisu,
Cintanya terkhianati, untuk kesekian kali,
Cinta yang tulus, murni dan suci,
Kini berubah menjadi api,
Karena sifat pangeran Dinanti,
Yang selalu mengkhianati,
Cinta suci sang permaisuri hati,

Rabu, 21 September 2011

Malaikat hati selalu dinanti


Malaikat hati, penuntun nurani, petunjuk jati diri,
Taukah engkau?
Betapa diri ini begitu mencintai,
Dirimu sepenuh hati,
Tanpa takut tersakiti lagi,

Malaikat hati, selalu dihati, tidak pernah pergi,
Diriku menyadari,
Ku mencintai dari nurani hingga ke sanubari,
Hanya dirimu yang selalu ada di hati,
Untuk hari ini dan nanti,

Masih layakkah diriku disebut sayap sayap patah?
Sayap sayap patah? Diriku telah bahagia, entah..
Sesungguhnya diriku telah bermetamorfosa,
Sejak hari pertama diriku telah merasa,
Aku akan bahagia bersama malaikat hati, yang satu ini,
Yang selalu ada disini, tidak akan pernah pergi,
Meninggalkan diriku sendiri,


Malaikat berjanji,
Untuk selalu ada di sini,
Menemani diriku, sang sayap sayap patah,
Yang tidak akan pernah patah,
Dia akan selalu melindungi,
Jangan sampai diriku terjatuh dan tersakiti,