Rabu, 26 Januari 2011

Suara Jiwa Sang Selir Hati




Sang pangeran sepi berjalan melewati mimpi, mencari sesuatu yang dinanti, seseorang yang pas dihati. Bukankah ia telah berjanji? kepada sang permaisuri, untuk tidak lagi mencari selir hati. Kesepiankah dirinya? Ataukah hanya ingin mengulang yang pernah ia lakukan? Bukankah telah berjanji ia akan perubahan? Untuk mengabdi pada satu cinta. Kepada cinta sang permaisuri, cinta abadi, yang tidak pernah akan mati.

Berjalan kaki, bertelanjang kaki. Sang pangeran hati mencari sang selir wangi, mengelilingi hari, berputar kesana-kemari. Lupakah ia akan diriku? Seseorang yang pernah ia sakiti. Dan kini, ia mencari seseorang yang akan disakiti, untuk yang kesekian kali.

Haruskah kuceritakan aib sang pangeran kepada orang-orang? Karena diriku hanyalah seorang selir yang terbuang, bagaikan batu dijalan, yang ditendang oleh orang-orang. Pernah kurasakan cinta sang pangeran, cinta yang yang membawaku ke gerbang kehancuran, cinta yang sesaat, tetapi meninggalkan duka yang berkepanjangan.


2 komentar:

  1. "cinta yang sesaat,tetapi duka yang berkepanjangan.."

    dydy,,yakinlah tar jga kmu bkal ngerubah syair menjadi..
    "duka yang sesaat,tetapi cinta yang berkepanjangan.."

    BalasHapus
  2. Amiin, doakan terus ya.. (^^)
    Thanks..

    BalasHapus