Minggu, 26 Desember 2010

Setetes manisnya kesakitan



Hati seorang wanita tidak akan berubah seiring berputarnya waktu, bergantinya masa dan bergulirnya abad. Hati perempuan itu seperti sebuah pedang lapang yang sewaktu-waktu dapat berubah menjadi medan perang, bagaikan sebuah pedang yang tajam, yang dapat menghunus kedalam jiwa yang hampa, merobek isi di jiwa, dan membuangnya kedalam jurang ketiadaan. 

Dengan tangan kananmu, engkau tuntun diriku kejalan kebahagiaan, tetapi, dengan tangan kirimu kau hempaskan diriku ke jurang kesengsaraan yang mendalam. Di dalam diriku kau sematkan benih cinta dan kasih sayang. Tetapi di dalam hatiku engkau sematkan benih-benih kematian. Dengan jari-jemari mu kau balut lukaku di masa lalu, tetapi dengan tanganmu, kau ciptakan penderitaan baru dan kesakitan yang tiada berkesudahan. Dipelukmu kau sembunyikan ketenangan dan kebahagiaan, tetapi disamping itu, kau hadirkan rintangan dan ketakutan. Kau tanamkan bunga mawar yang indah didalam hatiku, tetapi kau taburkan duri duri kehampaan disekelilingnya.

Oh tuhanku, kau menciptakan setiap manusia dengan cinta, tetapi mengapa dengan cinta itu diriku merasakan kebinasaan. Ya tuhan, Dosa apa yang telah kulakukan hingga menanggung hukuman ini? Atas kejahatan seperti apakah yang telah aku lakukan sehingga diberikan balasan siksaan batin yang kekal abadi?? Engkau maha besar dan agung, sementara aku bukan apa-apa kecuali makhluk kecil ciptaanmu yang merangkak didepan singgasanamu.

Semua kata kata ini keluar dari lubuk hatiku yang paling dalam, seperti asap diperapian yang menggumpal, lalu lenyap dibawa angin kesakitan.

By : Dyah (23-11-2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar