Selasa, 02 Agustus 2011

Pahlawan penakluk hati, maafkan ku yang telah menyakiti


Pahlawan penakluk hati,
Tidakkah dirimu mengetahui??
Diriku disini menderita,
Terbalut luka dan siksa,
Melihat dirimu yang terluka,
Oleh perbuatan bodohku yang serta merta,
Kepedihan merajalela,
Dalam hatiku yang kini merana,


Hati nuraniku, kenapa engkau diam membisu?
Kenapa engkau hanya terdiam, tertidur dalam pilu?
Menangis dalam angan, lalu berlalu begitu kelam,
Aku tahu kau kini engkau telah tenggelam,
Dalam sebuah penyesalan yang terdalam,

Disela sepiku merindukan hari indah bersamamu,
Disela keheningan sepi, tiba – tiba sesuatu menusuk nurani,
Sebuah penyesalan merajai diri,
Penyesalan yang begitu dalam,
Atas semuanya yang telah ku lakukan,
Harusnya tidak begini,
Hingga semua itu merajai diri,

Senin, 01 Agustus 2011

sayap sayap patah menyakiti hati


Sayap sayap patah, kenapa kau kembali rapuh??
Disaat semuanya telah kau reguh, mengapa kini engkau terjatuh??
Bukankah engkau telah mendapati diri,
bersama sang malaikat hati??
Yang telah kau cintai sepenuhi hati,
Tapi lantas, kanapa kau sakiti??
Sayap sayap patah, apa yang telah kau lakukan??
Mengapa kau merobek hati,
Sang malaikat yang sepenuhnya mencintai,
Dirimu yang jatuh dan dulu tersakiti,
Tapi kini, apa yang engkau beri??

Sayap sayap patah, ada apa denganmu??
Tidakkah kau tahu sang malaikat sangat menyayangi dirimu??
Menyesalkah engkau sayap sayap patah??
Apa yang bisa dilakukan kini??
Akankah semuanya akan kembali??
Seperti saat kau menempelkan dirimu pada sang malaikat hati,
Yang membawamu mengelilingi mentari,
Hingga dirimu kembali berseri,
Tanpa takut kehilangan pembimbing jati diri,


Oh malaikat hati, maafkan diriku yang telah menyakiti,
Aku hanyalah sayap sayap patah yang tidak pernah mengerti,
Akan arti disayangi dan dicintai,
Sampai kutemukan dirimu sang pembimbing jati diri,
Maafkan diri ini,
Apapun akan kulakukan agar semua dapat kembali,
kembali seperti dulu lagi,
Saat diriku memilih malaikat yang akan kusinggahi,
Yaitu dirimu sang malaikat hati,

Selasa, 19 Juli 2011

Petualangan Sang Angan


Anganku kembali berlari menyusuri diantara jiwa jiwa yang sepi,
Merasuk ke dalam sanubari,
hingga akhirnya berenti di pikiran sunyi,
Adakah yang akan mengisi?
Anganku kembali berlari di antara dataran hati,
Tersenyum kecut melihat sang nurani,
Dalamnya hati, tidak ada seorangpun yang mengetahui,
Ketika hati itu tersakiti, adakah yang menyadari?
akankah dapat kembali ceria seperti dulu lagi?
Tetapi jauh di dalam sanubari, akankah luka itu dapat tertutupi?
Anganku berlari menyusuri kepingan hati,
Yang dulu rapuh lalu tersakiti,
Hingga akhirnya menjadi sebuah kepingan,
Yang tidak dapat menyatu kembali,
Kecuali ia dapat kembali,
Kemasa lalu saat dirinya mengejar mimpi,
Sebelum akhirnya ia jatuh lalu rapuh,
Dan pecah menjadi sebuah potongan kacil,
Yang tidak seorangpun dapat menyusunnya kembali,
Anganku kembali berlari, tidak akan berhenti,
Sampai semuanya dapat kembali,
Seperti dulu lagi,

Kamis, 23 Juni 2011

Kasih SayangNya


Tidakkah engkau mengetahui?
Ketika semuanya telah pergi,
Sang Maha pengasih masih disini,
Selalu menemani,
Walaupun sesungguhnya dirimu tidak pernah menyadari,


Ketika engkau rapuh,
Ketika engkau terjatuh,
Ketika semuanya berubah,
Dan masalahmu seakan pecah,
Lalu kemanakah kita berlari?
Disaat semua telah pergi,
Adakah yang akan menemani??

Ketika hari hari dirasa sulit,
Ketika semua masalah terasa melilit,
Tidakkah kau menyadari?
Sesungguhnya Ia lebih dekat dari pada urat nadi,

Apa yang kita nanti?
Pertolongan apa yang kita ingini?
Pundak siapa yang bisa kita tangisi?
Ketika semuanya pergi,
Barulah dirimu merasa sendiri,
Tetapi, Ia selalu menemani,
Mengapa engkau tidak mengerti?
BantuanNya lah yang paling dinanti
Berdoalah kepadaNya,
Semua berubah dengan kuasaNya,
Bersujudlah kepadaNya,
Hanyalah Ia pemilik segala,
Hanya Ia yang akan melindungi,
Dari segala persoalan yang dihadapi,

Minggu, 22 Mei 2011

Pahlawan Penakluk Hati

Kubisikan pada angin yang semilir melewati diri,
Mengalun lembut di nurani, mengusap pipi,
Kata kata lembut yang keluar dari hati,
Hanya untuk engkau, oh pahlawan penakluk hati,
Tidakkah dirimu disana mengetahui,
Kau telah buat diriku terjatuh dalam sejuta mimpi,
Terpeleset dalam angan suci,
Hanya bersamamu sang penakluk hati ini,


Pahlawan penakluk hati,
Seberapa besarkah pengorbananmu untuk diri ini?
Mengapa engkau begitu mencintai?
Diri ini yang begitu rapuh dan ingin dilindungi,
Hanya engkau yang mengerti,
Bagaimana diri ini ingin dimiliki,
Oleh seseorang pelindung hati,
Yang tidak akan mungkin menyakiti hati,
Hanya pahlawan hati,
Yang tidak akan pernah mati,
Dalam angan serta pikiran,
Dalam diri ini yang dulu begitu kesepian,

Rabu, 18 Mei 2011

Kenangan Masa Lalu


Ketika masa lalu muncul dalam benak,
Sehingga tidak satupun yang dapat menolak,
Kenangan itu menari nari dalam nurani,
Lalu diam diam menusuk hati,
Sehingga luka robek yang telah tertutupi,
Kini terbuka kembali,


Apa yang harus dilakukan?
Ketika semuanya telah berjalan,
Kenangan buruk itu hilang, Terbang melayang,
Dan berjalan menuju kegelapan,
Sehingga terbuang dan terlupakan,

Tetapi, kenangan buruk itu muncul kembali,
Tiba tiba berbisik di dalam sanubari,
Melintas terbang, didalam angan,
Diam menatap, tersenyum senang,
Kenapa kau kembali? Saat semuanya telah terobati?

Tidak puaskah dirimu menyakiti hatiku?
Disaat semuanya telah lalu,
Dan telah kukubur semua itu,
Dirimu kembali, diam menyimpan sejuta misteri,
Lalu hadir lagi kedalam mimpi,
Sehingga sulit untuk melupakan,
Torehan luka yang kau simpan,
Didalam diriku yang terbuang,

Minggu, 08 Mei 2011

Pangeran Dinanti dalam mimpi


Pangeran dinanti selalu hadir didalam mimpi
Sebenarnya apa yang kau miliki?
Sehingga terus hadir dalam mimpi sang selir yang dulu ia sakiti
Sang selir perlahan melupakan
Semua kenangan yang pernah ia jalankan
Bersama pangeran dinanti
Yang dulu selalu ia nanti


Sang selir tersakiti mencari kebahagiaan
Bersama pangeran yang ini ia akan berjalan
Menjadikan sang selir satu satunya
Sehingga ia menjadi permaisuri dihatinya

Sang selir kini bahagia
Tidak ada lagi senyum penderitaan
Senyum yang sembunyi di balik mimpi
Senyum yang menggerogoti hati
Senyum yang menusuk nurani
Kini seolah telah mati

Inilah cinta yang ia cari
Cinta yang tidak pernah menyakiti
Cinta yang suci
Dari sang pangeran mimpi
Yang dari dulu bersembunyi
Kini hadir dihadapan hati
Hingga sang selir tersenyum kembali