Minggu, 16 Oktober 2011

Sayap sayang patah membuat kesalahan


Sayap sayap patah membuat kesalahan,
Sehingga menggemparkan negeri khayangan,
Para dewa dewi berterbangan,
Mencari cari sang sayap sayap patah,
Yang kini jadi buronan,

Sayap sayap patah di mungkin di panggil ke kerajaan,
Kerajaan negeri khayangan dirinya akan disidang,
Atas segala kesalahan dan perbuatan,
Yang ia harus pertanggung jawabkan,



Sang sayap sayap patah takut,
Dirinya menjadi kalut,
Tapi sang malaikat berada disisi,
Tetap setia menemani,
Apapun yang akan terjadi nanti,

Sang malaikat hati memberi kesejukan,
Membisikan kata kata kelembutan,
Berjanji akan menghadapi,
Segala sesuatu yang akan terjadi,

Diriku seperti karang yang dihantam gelombang,
Berdiri kokoh menghadapi cercahan,
Dengan malaikat hati yang selalu ada disisi,
Masalah sebesar apapun akan teratasi,
Dirnya tidak akan pergi,
Berjanji akan selalu ada disisi
Dari sisi sang sayap sayap patah,
Walaupun ia membuat masalah,

Rabu, 12 Oktober 2011

Permaisuri Mengkhianati


Permaisuri mengkhianati perasaan sang selir yang baik hati,
Ternyata sifatnya sama seperti pangeran Dinanti,
Walaupun ia sering disakiti,
Tetapi dia akhirnya kembali,
Padahal niat sang selir hanya ingin membantu,
Jalan permaisuri yang buntu,
Kini, sang selir hanya mendapat hinaan,
Dari pangeran dinanti yang rendahan,
Karena sang permaisuri telah merendahkan,
Mengadu domba atas segala kesalahan,
Nyatanya ia lebih rendah dan murahan,

Sang selir yang mulanya iba,
Kini amarahnya marah membara,
Sang permaisuri rupanya bermain rasa,
Atas segala raga dan upaya,
Rupa rupanya ia belum dewasa,
Musuh dalam selimut,
Adu domba yang begitu kalut,
Hingga akhirnya menghilang dibalik kabut,
Karena nyalinya lebih kecil dari semut,


Permaisuri dan pangeran dinanti,
Haruskah kuakhiri tulisanku ini?
Aku hanya selir yang dulu kalian sakiti,
Lalu mengapa kalian masih berada di dalam tulisanku ini?
Kalian harusnya pergi,
Bukan masih berada disini,
Akan kutinggalkan kenangan ini,
Biarkan semua masalah kalian tanggung sendiri,
Tuhan mengetahui siapa yang tersakiti,
Ada pembalasan atas segala kesalahan,
Tidak akan luput dari pengelihatan tuhan,
Aku akan pergi dari cerita ini,
Dan dari kehidupan hancur yang kalian beri,
Akan kulupakan seiring bayangan kelam,
Lalu hilang ditinggal kegelapan,

Kan kubangun istanaku sendiri,
Bersama pangeran hati,
Yang telah mengisi relung dan kekosongan hati,
Hati yang dulu pernah kalian sakiti,
Ingat perkataanku permaisuri dan pangeran dinanti,
TUHAN TAHU SIAPA YANG TERSAKITI,
ADA PEMBALASAN DALAM SETIAP TINDAKAN,
Dan suatu saat nanti,
Kalian akan merasakan rasanya dikhianati.

Minggu, 02 Oktober 2011

Permaisuri Mencari Cinta Sejati


Permaisuri memutuskan kembali,
Kepada pangeran dinanti untuk membalas kejahatan hati,
Berhasilkah ia?
Atau hanya akan membuat luka yang berkepanjangan?
Padahal cintanya suci,
Tidak pernah ingin menyakiti,
Tapi mengapa kini?
Sang permaisuri hati tergores luka dihati?

Pangeran Dinanti,
Akankah kau sadar atas perlakuanmu?
Pada sang permaisuri? Atau kah dulu pada sang selir tersakiti?
Permaisuri hanya ingin kebahagiaan,
Kebahagiaan atas cinta yang telah diberikan,
Tapi, apa yang kini ia dapatkan?
Luka hati yang berkepanjangan,

Diriku, sang selir itu,
Kini hanya bisa diam membisu,
Tanpa dapat membantu,
Sang permaisuri yang terjatuh,
Karena diriku telah melupakan semua itu,
Sang pangeran baru, telah datang mempersuntingku,
Untuk tinggal di kerajaannya,
Dan kini diriku telah bahagia bersamanya,
Karena diri ini menjadi satu - satunya,
Bukan lagi seorang selir,
Yang menjadi potongan hati sang pangeran yang menyakiti,


Permaisuri kini menanti cinta sejati..
Yang dengan tulus mencintai dan menyayangi,
Kapankah pangeran yang Dinanti itu datang?
Untuk memberikan kebahagiaan?
Kepada permaisuri yang menanti,
Hingga di ujung mimpi,

Senin, 26 September 2011

Sang permaisuri kini tersakiti


Sang permaisuri mencari sang selir yang dulu tersakiti,
Ada apakah gerangan sehingga ia kembali,
Mencari cari seseorang yang dulu ia benci,
Karena merebut hati sang pangeran Dinanti,
Yang kini sang pangeran berulah lagi,

Sang selir kini telah bahagia,
Menemukan pangeran dalam hidupnya,
Menjadi permaisuri dalam kerajaannya,
Kebahagiaan yang telah didapatkannya,

Tapi kini, ada apa dengan permaisuri ini?
Bukankah pangeran Dinanti telah berjanji,
Untuk setia pada satu hati?
Hati sang permaisuri
Yang kini ia mengingkari janji,
Dan mencari selir lagi,
Untuk yang kesekian lagi,

Sang permaisuri menjerit, hatinya sakit,
Pangeran Dinanti telah menyakiti,
Apalagi yang ia cari?
Berapa banyak wanita yang ia sakiti?
Berapa banyak hati yang ia lukai?


Permaisuri terpaku, diam membisu,
Cintanya terkhianati, untuk kesekian kali,
Cinta yang tulus, murni dan suci,
Kini berubah menjadi api,
Karena sifat pangeran Dinanti,
Yang selalu mengkhianati,
Cinta suci sang permaisuri hati,

Rabu, 21 September 2011

Malaikat hati selalu dinanti


Malaikat hati, penuntun nurani, petunjuk jati diri,
Taukah engkau?
Betapa diri ini begitu mencintai,
Dirimu sepenuh hati,
Tanpa takut tersakiti lagi,

Malaikat hati, selalu dihati, tidak pernah pergi,
Diriku menyadari,
Ku mencintai dari nurani hingga ke sanubari,
Hanya dirimu yang selalu ada di hati,
Untuk hari ini dan nanti,

Masih layakkah diriku disebut sayap sayap patah?
Sayap sayap patah? Diriku telah bahagia, entah..
Sesungguhnya diriku telah bermetamorfosa,
Sejak hari pertama diriku telah merasa,
Aku akan bahagia bersama malaikat hati, yang satu ini,
Yang selalu ada disini, tidak akan pernah pergi,
Meninggalkan diriku sendiri,


Malaikat berjanji,
Untuk selalu ada di sini,
Menemani diriku, sang sayap sayap patah,
Yang tidak akan pernah patah,
Dia akan selalu melindungi,
Jangan sampai diriku terjatuh dan tersakiti,

Selasa, 02 Agustus 2011

Pahlawan penakluk hati, maafkan ku yang telah menyakiti


Pahlawan penakluk hati,
Tidakkah dirimu mengetahui??
Diriku disini menderita,
Terbalut luka dan siksa,
Melihat dirimu yang terluka,
Oleh perbuatan bodohku yang serta merta,
Kepedihan merajalela,
Dalam hatiku yang kini merana,


Hati nuraniku, kenapa engkau diam membisu?
Kenapa engkau hanya terdiam, tertidur dalam pilu?
Menangis dalam angan, lalu berlalu begitu kelam,
Aku tahu kau kini engkau telah tenggelam,
Dalam sebuah penyesalan yang terdalam,

Disela sepiku merindukan hari indah bersamamu,
Disela keheningan sepi, tiba – tiba sesuatu menusuk nurani,
Sebuah penyesalan merajai diri,
Penyesalan yang begitu dalam,
Atas semuanya yang telah ku lakukan,
Harusnya tidak begini,
Hingga semua itu merajai diri,

Senin, 01 Agustus 2011

sayap sayap patah menyakiti hati


Sayap sayap patah, kenapa kau kembali rapuh??
Disaat semuanya telah kau reguh, mengapa kini engkau terjatuh??
Bukankah engkau telah mendapati diri,
bersama sang malaikat hati??
Yang telah kau cintai sepenuhi hati,
Tapi lantas, kanapa kau sakiti??
Sayap sayap patah, apa yang telah kau lakukan??
Mengapa kau merobek hati,
Sang malaikat yang sepenuhnya mencintai,
Dirimu yang jatuh dan dulu tersakiti,
Tapi kini, apa yang engkau beri??

Sayap sayap patah, ada apa denganmu??
Tidakkah kau tahu sang malaikat sangat menyayangi dirimu??
Menyesalkah engkau sayap sayap patah??
Apa yang bisa dilakukan kini??
Akankah semuanya akan kembali??
Seperti saat kau menempelkan dirimu pada sang malaikat hati,
Yang membawamu mengelilingi mentari,
Hingga dirimu kembali berseri,
Tanpa takut kehilangan pembimbing jati diri,


Oh malaikat hati, maafkan diriku yang telah menyakiti,
Aku hanyalah sayap sayap patah yang tidak pernah mengerti,
Akan arti disayangi dan dicintai,
Sampai kutemukan dirimu sang pembimbing jati diri,
Maafkan diri ini,
Apapun akan kulakukan agar semua dapat kembali,
kembali seperti dulu lagi,
Saat diriku memilih malaikat yang akan kusinggahi,
Yaitu dirimu sang malaikat hati,